Temukan Passion dan Kejar Mimpi

Mayoritas atau lebih dari 60 % sarjana lulusan tanah air tidak bekerja sesuai dengan passion dan jurusannya. Pasti selama ini anda pernah melihatnya atau bahkan mengalaminya. Ada sarjana kebidanan yang bekerja sebagai sales. Ada lulusan teknik bekerja sebagai administrasi, bahkan ada lulusan MIPA bekerja sebagai HRD. Kenapa hal ini bisa terjadi dan bagaimana solusinya?

Karena banyak terjadi, mismatch seperti contoh di atas kerap dianggap tidak menjadi masalah. Yang penting kerja. Padahal mismatch itu menimbulkan opportunity lost yang tidak sedikit. Ilmu yang telah dipelajari bertahun-tahun kuliah menjadi tidak terpakai secara optimal.

Misalkan seorang lulusan kebidanan bekerja menjadi sales, padahal kebidanan adalah sebuah ilmu yang sangat dibutuhkan dalam meningkatkan derajat kesehatan perempuan di Indonesia. Kenapa dulu saat kuliah ia tidak memilih jurusan manajemen pemasaran misalnya. Atau bayangkan ada lulusan sarjana teknik perkapala n yang mendadak bekerja menjadi Customer Service Bank? Tidakkah ilmu teknik perkapalannya yang pernah ia pelajari menjadi sia-sia.

Ada banyak faktor penyebab mengapa banyak lulusan yang bekerja tidak sesuai jurusannya?

Faktor Eksternal

  1. Pertama, ketersediaan lapangan kerja yang sesuai dengan jurusannya masih terlalu sedikit.
  2. Kedua, jumlah lulusan dari fakultas tertentu terlalu banyak dan tidak sebanding dengan jumlah lowongan yang tersedia untuk jurusan itu sehingga lulusannya bekerja di bidang apa saja yang penting kerja daripada menganggur.
  3. Ketiga, banyak perusahaan yang membuka lowongan tanpa melihat latar belakang jurusan. Pasti sering kita lihat lowongan pekerjaan yang tertulis : “Semua Jurusan”, maksudnya adalah semua jurusan bisa melamar posisi yang disediakan meski tidak begitu sesuai dengan jurusan ketika kuliah.

Faktor Internal

1. Pertama

Banyak anak-anak lulusan SMA tidak memilih jurusan kuliah yang sesuai dengan passionnya. Mereka belum tahu secara benar apa impian yang ingin mereka raih.  Impian adalah sesuatu hal yang benar-benar yang diinginkan, yang lahir dari hati dan bukannya lahir karena emosi apalagi sekadar ingin membuktikan diri.

Mungkin banyak anak-anak lulusan SMA yang memilih jurusan tidak dengan pertimbangan jauh kedepan, mungkin sekedar pilihan orang tua maupun mengikuti trend saja. Pihak Sekolah maupun orang tua hendaknya lebih aktif memberi bimbingan anak-anak kelas 3 SMA untuk mengetahui apa bakat dan minatnya. Hasil tes psikologi bakat minat yang sudah lazim dilakukan pada anak-anak kelas 3 SMA bisa menjadi landasan untuk  memahamkan apa yang diinginkan atau dengan apa yang menjadi passion mereka dan kelak akan menjadi pilihan karirnya. Dari data itu, guru dan orang tua bisa lebih mengarahkan. Intinya, orang tua jangan memaksakan kehendak anak.

2. Kedua

Ada kesalahkaprahan bahwa setelah lulus SMA maka semua harus kuliah S1. Dalam konteks ini, karena keterbatasan kemampuan ekonomi dan keinginan diterima di PTN, banyak yang tidak mempertimbangkan pilihan jurusan apakah sesuai passion atau tidak. Yang penting kuliah di PTN, jurusan apa saja asal nilai masuk.

Saya pernah bertemu dengan anak perempuan kelas 3 SMA dengan minat di bidang desain baju. Ia terlihat sangat modis dan sangat memperhatikan detail dan peka dengan estetika. Game favoritnya mengenai mode juga.  Saya menyarankannya memilih kursus di bidang mode atau kuliah di jurusan desain. Daripada dia kuliah di jurusan yang sedang trend atau tidak sesuai passionnya. Karena jurusan yang bukan minat akan membuat dia tidak bisa menikmati proses perkuliahannya dan menjadi sia-sia dan bukan menjadi karir kedepannya.

3. Ketiga

Banyak anak muda yang mudah menyerah dalam mengejar mimpinya. Saya percaya banyak lulusan hukum yang memiliki mimpi ingin membuka Law Firm sendiri atau anak lulusan psikologi ingin membuka biro psikologi. Namun pada akhirnya memilih bekerja se”ada”nya.

Kenapa demikian? Banyak anak muda yang menyerah dengan mimpi mereka. Mereka mudah takluk dengan tuntutan ekonomi jangka pendek. Kebanyakan dari mereka akhirnya memilih pekerjaan apa saja meski tidak sesuai dengan jurusan dan passionnya sekadar agar mendapat gaji, daripada harus merintis karir sendiri.

Banyak juga anak-anak muda ini merasa tidak punya kompetensi untuk mewujudkan apa yang benar-benar mereka inginkan. Banyak di antara mereka tidak memahami potensinya.  Melihat hak itu, sangat penting sekali bagi pihak Sekolah maupun orang tua lebih aktif memberi bimbingan anak-anak kelas 3 SMA untuk mengetahui apa bakat dan minatnya, Menggelar tes psikologi bakat dan minat serta memanfaatkan hasilnya, akan membantu mereka untuk menemukan passionnya.  Tentu yang terpenting, bagaimana anak-anak muda berjuang mengejar mimpi dan bagaimana membuat mereka tidak mudah menyerah.

Ingin mengembangkan karir Anda dengan mengikuti pelatihan bersertifikat. Klik di sini.